Kamis, 22 Oktober 2009

WISATA

Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan


Bulan Juni merupakan bulan ulang tahun Jakarta. Biasanya banyak acara yang diadakan untuk menyambut ulang tahun Jakarta ini. Acara tahunan yang biasanya diadakan adalah Jakarta Fair yang diselenggarakan di Arena Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran.

Bila bosan dengan acara Jakarta Fair yang itu-itu saja, ada sebuah tempat wisata alternatif untuk melihat lebih dekat kebudayaan asli Betawi, yaitu Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan, yang terletak di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Situ Babakan sendiri sebenernya nama sebuah danau buatan yang luasnya mencapai 32 hektar. Namun karena letak perkampungan ini sangat dekat dengan danau ini, orang lebih mengenal perkampungan ini dengan nama Situ Babakan.

Lokasi yang diresmikan menjadi kawasan wisata cagar budaya pada bulan Desember 2001 ini menggantikan perkampungan Betawi di Condet, Jakarta Timur, yang tergerus zaman.

Di kawasan ini kita bisa melihat kehidupan masyarakat Betawi asli lengkap dengan tradisi dan keseniannya, mulai dari bentuk arsitektur rumah, makanan khas, hingga kesenian ada semua di sini.

Saya menuju ke kawasan ini dengan menggunakan bus Kopaja S.616 jurusan Blok M-Pasar Minggu-Cipedak dan turun tepat di gerbang utama yang diberi nama Gerbang Bang Pitung.


Dari pintu gerbang ini saya berjalan kaki melalui jalan Moh. Kahfi II yang berpaving-blok sejauh kurang lebih 300 meter untuk mencapai danau, kemudian dilanjutkan dengan berjalan lagi sejauh 300 meter dari danau untuk mencapai Perkampungan Budaya Betawi.

Rumah-rumah di sekitar tempat ini sebagian besar berarsitektur Betawi. Memang ada aturan kepada warga di sini untuk membentuk rumahnya dengan arsitektur Betawi. Bahkan ketika saya mampir di masjid At-Taubah untuk melakukan sholat, saya terkagum-kagum dengan arsitektur masjid yang juga bercorak Betawi.

Mungkin karena akhir pekan, kawasan ini sangat ramai. Motor yang kebanyakan berisi pasangan muda-mudi banyak lalu lalang. Di lapangan tanah saya melihat anak-anak kecil sedang bermain sepak bola seperti melontarkan saya ke sisi lain Jakarta yang lebih membumi.

Saya pun mencapai danau. Wuih, rame banget! Para pengunjung pun terlihat asyik menikmati pemandangan danau yang bersih ini. Di tengah danau rupanya ada orang sedang bermain kano dan di pinggir-pinggir danau tampak beberapa orang sedang memancing.

Pengunjung juga bisa menyewa perahu bebek yang harus dikayuh untuk menggerakannya. Ongkosnya lima ribu rupiah per orang.

Berbagai makanan dan jajanan khas Betawi banyak dijajakan di sini. Hampir setiap 5 meter saya menemukan penjual Kerak Telor. Selain Kerak Telor, makanan lain yang bisa dijumpai adalah Soto Betawi, Bir Pletok, Roti Buaya, Dodol Betawi, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar