Rabu, 04 November 2009

Perilaku dan sifat

Asumsi kebanyakan orang tentang masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil. Beberapa dari mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin Sueb, dan Fauzi Bowo yang menjadi Gubernur Jakarta saat ini .

Ada beberapa hal yang positif dari Betawi antara lain Jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun terkadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. orang betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama yang beragama islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat betawi sangat menghargai pluralisme. hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat betawi dan pendatang dari luar Jakarta.

Orang betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta). namun tetap ada optimisme dari masyarakat betawi generasi mendatang yang justreu akan menopang modernisasi tersebut.

Kepercayaan

Orang Betawi sebagian besar menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katholik juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.

Seni dan kebudayaan

Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong.

Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tiongkok, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an.

Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Mereka adalah hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu.

Si Pitung jwaranya orang betawi



Bagi orang Betawi (Jakarta), Si Pitung adalah seorang jawara, jago silat dan sekaligus juga pahlawan, tetapi orang Belanda di jaman kolonial sekitar abad 18 menyebutnya sebagai perampok.

Banyak cerita beredar tentang tokoh pemuda tersebut, yang sosoknya pernah diperankan oleh Dicky Zulkarnaen (almarhum) dalam film Si Pitung (1975).

Legenda tentang jawara Betawi itu akan dipentaskan lewat sendratari Si Pitung di Blandongan Anjungan DKI Jakarta di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Minggu, 29 Juni 2008, pukul 20.00 WIB.

Si Pitung memang merampok, tetapi ia melakukannya untuk membantu rakyat miskin yang menderita akibat penindasan para tuan tanah di Betawi pada jaman kolonial, kata H. Sumarno, Kepala Anjungan DKI Jakarta saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Rabu.

Sendratari Si Pitung, katanya, merupakan suguhan utama Paket Acara Khusus Anjungan DKI Jakarta yang digelar dalam rangka memeriahkan peringatan HUT ke-481 Ibukota Jakarta.

Selain bertujuan melestarikan seni tari tradisional Betawi, pertunjukan itu juga dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme.

Apalagi saat ini kita sedang memperingati 100 tahun kebangkitan nasional, kata Sumarno.

Sisa-sisa peninggalan kisah kepahlawanan Si Pitung sampai saat ini masih bisa dilihat di daerah Marunda Pulo, Jakarta Utara, tepatnya di sebuah rumah panggung terbuat dari bahan kayu yang disebut Rumah Si Pitung.

Pitung bukanlah orang asli Marunda Pulo. Rumah bercat merah yang menggunakan namanya merupakan tempat pertemuan Pitung dengan kawan-kawannya, dan juga sebagai tempat ia bersembunyi dari kejaran tentara kompeni.

Pitung belum menikah ketika meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai keturunan satu orang pun.

Menurut cerita, Si Pitung ini leluasa menghadapi tentara kompeni karena tubuhnya kebal, tidak mempan ditembak. Tapi setelah kelemahannya ketahuan, ia tewas ditembak dengan peluru emas, kata Sumarno.

Rencananya, pertunjukan sendratari Si Pitung akan disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan para pejabat Pemda DKI Jakarta, serta undangan lain termasuk para duta besar negara sahabat.

Masyarakat Betawi


Menurut garis besarnya, wilayah Budaya Betawi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Betawi Tengah atau Betawi Kota dan Betawi Pinggiran. Yang termasuk wilayah Betawi Tengah merupakan kawasan yang pada zaman akhir Pemerintah kolonial Belanda termasuk wilayah Gemeente Batavia, kecuali beberapa tempat seperti Tanjung Priuk dan sekitarnya. Sedangkan daerah - daerah lain diluar daerah tersebut, terutama daerah - daerah diluar wilayah DKI Jakarta, merupakan wilayah budaya Betawi Pinggiran, yang pada masa lalu oleh orang Betawi Tengah biasa disebut Betawi Ora.

Pembagian kedua wilayah budaya itu bukan semata - mata berdasarkan geografis, melainkan berdasarkan ciri - ciri budayanya, termasuk bahasa dan kesenian tradisi yang didukungnya. Menurut garis besarnya dialek Betawi dapat dibagi menjadi dua sub dialek, yaitu sub dialek Betawi Tengah dan sub dialek Betawi Pinggiran.

Di wilayah budaya Betawi Tengah tampak keseniannya sangat besar dipengaruhi kesenian Melayu, sebagaimana jelas terlihat pada orkes dan tari Samrah. Disamping itu masyarakatnya merupakan pendukung kesenian bernafaskan Agama Islam, sedangkan didaerah pinggiran berkembang kesenian tradisi lainnya, seperti Wayang Topeng,Lenong, Tanjidor dan sebagainya, yang tidak terdapat dalam lingkungan masyarakat Betawi Tengah.

Timbulnya dua wilayah budaya itu disebabkan berbagai hal, diantara lain karena perbedaan histories, ekonomis, sosiologis, perbedaan kadar dari unsure - unsure etnis yang menjadi cikal bakal masing - masing, termasuk kadar budaya asal suku yang mempengaruhi kehidupan budaya mereka selanjutnya. Agar hal - hal tersebut menjadi lebih jelas, maka selayang pandang akan disajikan latar belakang sejarah terbentuknya masyarakat Betawi, yang sangat erat kaitannya dengan sejarah Jakarta dan sekitarnya.

Monas dan Thamrin Jadi Pusat Kegiatan



JAKARTA, KOMPAS.com — Monas dan Jalan MH Thamrin menjadi pusat berbagai kegiatan penting di Jakarta, Minggu (31/5), termasuk di antaranya persiapan peringatan HUT Ke-482 Kota Jakarta.

Menurut data dari Traffic Management Center di website Ditlantas Polda Metro Jakarta Raya, rangkaian perayaan HUT Jakarta akan dilaksanakan pada pukul 06.00 hingga 10.00 yang berpusat di Bundaran Hotel Indonesia.

Selain itu, peringatan Hari Tanpa Tembakau dan kegiatan sepeda ontel yang diperkirakan melibatkan ratusan orang juga meramaikan Silang Monas. Ratusan orang yang berjalan kaki ataupun bersepeda telah memadati Silang Monas.

Car free day menjadi kegiatan rutin lainnya, di mana kendaraan roda empat dan roda dua tidak diperbolehkan melalui Jalan MH Thamrin hingga Jalan Jenderal Sudirman mulai dari pukul 07.00 hingga pukul 14.00.

Dodol_khas_betawi



Dodol ataupun jenang sering identik dengan makanan khas Betawi, Garut dan Purwokerto. Namun, dodol merupakan sejenis makanan yang dikategorikan dalam jenis makanan ringan dan manis. Cukup sulit, membuat dodol yang benar-benar menghasilkan kenikmatan yang berkualitas tinggi, proses pembuatan yang lama serta keahlian yang tinggi pula.

Sebagai Ibukota Negara RI, Jakarta memiliki oleh-oleh yang demikian itu, Dodol Betawi. Masyarakat Betawi sangat antusias dalam menanggapi persoalan makanan manis ini. Bahan dasar yang digunakan untuk membuat dodol terdiri dari santan kelapa, garam, gula pasir, tepung beras dan gula merah.

Condet, salah satu wilayah yang dijadikan sebagai pusat Cagar Budaya Betawi pada pemerintahan Gubernur Ali Sadikin sejak 1976, merupakan perwujudan makanan masyarakat Betawi yang bercirikhas seperti dodol. Peninggalan kebudayaan pada hal pangan ini, dapat anda jumpai pada Warung Dodol Bu Mamas di Jalan Batu Ampar I RT 13 RW 04 Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Selain itu, Jakarta menyimpan banyak lokasi dalam produksi pangan yang legit ini. Seorang wanita gigih di Jalan Kebagusan 3, Gg. Bakso, Ragunan, Jakarta Selatan, Nining yang merebah perjuangan bisnisnya sejak 1971 beserta suami, melanjutkan perjuangan neneknya yang hingga kini sudah meraih kesuksesan yang sangat gemilang. Berbagai gerai telah didirikan di wilayah nusantara, sedangkan Dodol Nining juga dijadikan sebagai oleh-oleh yang diimpor ke luar negeri.

Bagi anda pengunjung Jakarta dan penikmat dodol, tak perlu khawatir untuk membelinya di lokasi tersebut di atas, layak untuk direkomendasikan. Harganya pun relatif makanan ringan lainnya, berkisar antara Rp. 50.000,- hingga Rp. 100.000,- dalam ukuran setengah kuali yang berasa durian. Sedangkan bagi anda yang berminat membeli satu kuali, sekitar Rp 500.000.